Lebih Baik Dari Dunia Dan Seisinya

0
6784

Apa yang paling Anda inginkan di dunia ini, Rumah Mewah? Harta melimpah? Suami atau istri sholeh atau sholehah? Anak-anak sholeh dan sholehah? Manakah yang Anda pilih?

Tahukah Anda ada yang lebih baik dari itu semua, bahkan lebih baik dari dunia dan seisinya. Untuk mendapatkannya gampang gan, nggak perlu ngeluarin duit banyak, nggak perlu tenaga besar, dan nggak perlu belajar ilmu bisnis untuk mendapatkannya. Caranya mudah dan sangat simpel.

Ini tawaran luar biasa yang Allah dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berikan kepada kita. Sesuatu yang lebih berharga dari dunia seisinya ini tentulah bukan dunia, bukan pula isinya. Ia adalah sesuatu yang lain dan berbeda. Cukup dengan sholat dua rakaat sebelum Shubuh atau sholat sunnah Fajr.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Dua rakaat shalat sunnah Fajar lebih baik daripada dunia dan seisinya. (HR. Muslim no 96)

Saking besarnya keutamaan sholat sunnah Fajar atau sholat rawatib sebelum Shubuh ini, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melewatkannya. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah lebih bersungguh-sungguh melakukan sholat sunnah melebihi sholat sunnah dua rakaat sebelum Shubuh. (Muttafaq ‘alaihi)

Sholat dua rakaat yang lebih baik dari dunia dan seisinya ini lebih utama apabila diringankan. Maksudnya meringankan bacaan surat dalam sholat. Kita tidak perlu baca surat sepanjang al-Baqarah atau Ali Imran. Cukup bacaan ringan yang sudah kita hafal. Saking ringannya, ‘Aisyah berkata “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meringankan dua rakaat shalat sunnah subuh sebelum shalat fardhu Shubuh, sampai-sampai aku bertanya : “Apakah beliau membaca surat Al-Fatihah?” (HR Bukhari 1095 dan Muslim 1189)

Meskipun ringan, bukan berarti kita nggak perlu baca al-Fatihah seperti ungkapan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Karena al-Fatihah merupakan syarat wajib sholat. Rasulullah bersabda :

لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

Tidak sah sholat seseorang yang belum membaca al-Fatihah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat al-Kaafirun pada rakaat pertama dan surat al-Ikhlas pada rakaat kedua. Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim pula dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat ke-136 dari surat al-Baqarah di rakaat yang pertama dan ayat ke-52 atau 64 dari surat Ali Imran.

Mana saja bacaan yang dibaca dari ayat-ayat di atas lebih afdhol dari ayat-ayat lain. Bukan berarti baca ayat lain nggak boleh lho ya. Hanya saja ayat-ayat yang sering Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam lebih afdhol.

Kalau Terlewat?

Nah… bagaimana jika kita terlewat untuk melakukan sholat sunnah ini karena ketinggalan jamaah? Kan sayang kalau meninggalkan sholat jamaah karena sholat sunnah Fajr dulu. Meninggalkan sholat jamaah sama dengan melewatkan 70 kebaikan. Sedangkan jika sholat sunnah Fajr yang ditinggalkan berarti kita telah melewatkan sesuatu yang lebih baik dari dunia seisinya dong.  Tenang suadara, alhamdulillah kita masih bisa meng-qodho’-nya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa belum sholat dua rakaat sebelum Fajar, hendaknya dia sholat setelah terbit matahari.” (HR. at-Tirmidzi dishahihkan oleh Syeikh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi : 1/133)

Suatu hari Qais bin Qahd radhiyallahu’anhu sholat bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Namun dia belum sempat melaksanakan Sholat Qobliyah Shubuh. Dia pun melakukannya langsung setelah sholat Shubuh usai dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengingkarinya. (HR. at-Tirmidzi dan Abu Dawud dishahihkan oleh Syeikh al-Albani)

Eits… tapi inget lho, meskipun boleh di qodho’ bukan berarti nggak berusaha bangun awal. Kita harus tetap berusaha bangun awal. Baru kalau ternyata Allah menakdirkan kita untuk bangun kesiangan maka tak apa meng-qodho’-nya. Gampang kan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari dunia dan seisinya?

Wallahu a’lam bishowab

]]>