Jl. Raya Solo - Tawangmangu Jl. Pakel No.KM34, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah

Musabaqoh Hifzhul Qur'an (MHQ) Isy Karima 1438 H

Bagian Mas’ul Tahfizh Isy Karima atau dikenal dengan sebutan MASTA, serentak pada hari ahad s/d senin ( 15-16/01/2017) mengadakan Musabaqoh Hifdzul Qur’an (MHQ) 1438 H di seluruh unit yang ada di Ma’had Isy Karima. Unit-unit yang mengikuti lomba hafalan Al-Qur’an ini diantaranya adalah Unit Mulazamah, Unit Madrasah Ibtida’iyah Tahfizhul Qur’an (MIT), Unit Madrasah Aliyah Tahfizhul Qur’an (MATIQ), Unit I’dadul Mu’allimin Tahfizhul Quran (IMTAQ), Unit Markaz Al-Qur’an dan Bahasa Arab (MQBA) dan yang terakhir adalah Unit Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an (STIQ) baik putra maupun putri. Pelaksanaan MHQ 1438 H ini bertempat di unit masing-masing kecuali MATIQ, IMTAQ, MQBA dan STIQ Putra yang diadakan di masjid Bilal Isy Karima. Di babak penyisihan hari pertama sudah terlihat persaingan yang ketat antar peserta. Secara hafalan seluruh peserta sudah diatas rata-rata kelancaran. Kadang perasaan grogi muncul karena acara ini disaksikan oleh seluruh santri. Terlebih lagi dewan juri MHQ kali ini adalah Syaikh Abdul Karim, Al-Hafizh dari Yaman, Ust Imam Zarkazy (Kepala Unit MASTA) dan Ust Istihsan (Ust yang sering memenangkan MHQ di berbagai tingkat). Dari 31 tim halaqoh yang menjadi peserta MHQ 1438 H unit putra ini, hanya 8 tim yang masuk babak semi final. Dan hanya 4 halaqoh saja yang masuk babak final. Cukup mengejutkan karena juara pertama untuk MHQ kali ini dimenangkan oleh halaqoh kelas takhossus. Di waktu penutupan lomba, Ust Syihabuddin Al-Hafizh selaku ketua yayasan Isy Karima menasehatkan bahwa kompetisi seperti ini perlu untuk menumbuhkan jiwa bersaing. Baik itu sesama muslim atau persaingan dengan kaum kuffar. Tak lupa pula Syaikh Abdul Karim Al-Hafizh selaku ketua dewan juri menyatakan bahwa MHQ tahunan seperti ini memunculkan sosok santri yang sebelumnya tak terlihat potensi serta kemampuannya, menjadi timbul dan dikenal di tengah santri maupun asatidzah pesantren. Begitu pun Syaikh Abdul Qodir menitipkan pesan untuk sang juara supaya menjadi teladan bagi santri yang lain. Baik itu dalam urusan ketahfizhan maupun urusan ibadah sehari-hari. Karena setelah mereka menjadi juara, orang-orang mulai mengenalnya dan melihat tingkah-lakunya. Semoga adanya perlombaan seperti menjadikan santri lebih bersemangat lagi dalam menuntut ilmu dan berjuang di jalan Allah. Amin yaa robbal ‘alamin

]]>

More from the blog