Sabtu (15/10/16) merupakan jadwal hari Tarbiyah MTQ Isy Karima bagi para amil, asatidzah dan santri Isy Karima. Jika biasanya ta’lim saat hari Tarbiyah dipisah antara asatidzah dan santri, kali ini dijadikan satu. Pemateri pada hari tarbiyah kali ini spesial, beliau adalah Doktor Tiar Anwar Bahtiar, seorang ahli sejarah lulusan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Beliau juga penulis buku Hamas, KenaPapa Dibenci Israel dan Ayat-Ayat Penyejuk Hati.
Doktor Tiar menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia telah ditipu oleh sejarah. Sejarah menyebutkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah masyarakat Hindu-Budha. Fakta sejarah ini sebenarnya tidak tepat. Nenek moyang masyarakat Indonesia adalah Islam. Dalam sejarah disebutkan bahwasanya Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 11.
Beliau menyebutkan bahwa fakta sejarah tersebut kurang tepat. Sejatinya Islam sudah masuk ke Indonesia pada masa Khulafaur Rasyidin memerintah. Dalam kitab sejarah Cina yang berjudul Chiu T’hang Shu disebutkan bahwa Dinasti Tang pernah mendapat kunjungan diplomatik dari orang-orang Ta Shih, sebutan untuk orang Arab, pada 651 M atau 31 H. Empat tahun kemudian, dinasti yang sama kedatangan duta yang dikirim oleh Tan mi mo ni’. Tan mi mo ni’ adalah sebutan untuk Amirul Mukminin. Dalam catatan tersebut, duta Tan mi mo ni’ menyebutkan bahwa mereka telah mendirikan negara Islam dan sudah tiga kali berganti kepemimpinan. Artinya, duta Muslim tersebut datang pada masa kepemimpinan Utsman bin Affan. Untuk berlayar sampai ke Cina, para pelaut Arab itu tentu singgah di Sumatra terlebih dahulu.
Sumber lain yang membuktikan masuknya Islam ke Indonesia pada abad 7 adalah berita Arab. Dalam kitab ‘Ajâ’ib Al-Hindi, Al-Ramhurmuzi mengisyaratkan tentang terdapatnya sejumlah Muslim pribumi di kalangan penduduk Sriwijaya. Riwayat Al-Ramhurmuzi ini dibenarkan oleh penulis Cina, Chau Ju-Kua, yang menyatakan bahwa sejumlah besar penduduk San-fo-chii (Sriwijaya) memiliki nama awal P’u. Istilah P’u berasal dari Bu, singkatan dari Abu (bapak) yang terdapat dalam begitu banyak nama pribadi orang-orang Muslim. Antara paruh kedua abad 10 dan penggalan pertama abad 12, banyak duta Muslim yang dikirim oleh Sriwijaya ke Istana Cina.
Dari fakta-fakta sebelumnya, kita mengetahui bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad 7 M atau abad 1 H dibawa oleh para da’i dari Arab. Dengan berkembangnya jangkauan dakwah Islam, maka pada masa selanjutnya tidak mustahil jika Islam juga disebarkan di Indonesia oleh para da’i dari Persia, Gujarat dan Cina. Terlebih, tugas dakwah adalah tugas setiap Muslim dari mana pun ia berasal.
Fakta-fakta sejarah yang disampaikan oleh Doktor Tiar sangat membuka wawasan para asatidzah dan santri Isy Karima yang selama ini tertipu oleh fakta sejarah yang diajarkan di sekolah karangan pemerintah Hindia-Belanda. Semoga dengan adanya dauroh sejarah bersama Doktor Tiar Anwar Bahtiar ini dapat meningkatkan semangat para asatidzah, amil dan santri dalam ber-Islam mengingat bahwasanya nenek moyang bangsa Indonesia adalah Muslim.
Wallahu a’lam bishowab
]]>