LONDON, Ahad (Middle East Monitor): Penjajah Zionis mengancam akan lawan gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) dengan “perangcyber”. Hal itu terungkap dalam Konferensi Cybertech tahunan ketiga di Tel Aviv yang menyelenggarakan sesi khusus mengenai “penggunaan kekuatan dunia maya untuk melawan gerakan BDS.” Menteri Urusan Strategis ‘Israel’ Gilad Erdan, yang menangani upaya-upaya penjajah Zionis untuk meruntuhkan BDS dan kampanye solidaritas Palestina sedunia, turut hadir dan menjadi pembicara dalam sesi tersebut. Acara tersebut digagas oleh Adam Milstein, Ketua Dewan ‘Israel’ Amerika dan konglomerat real estate.
Menurut The Jerusalem Post, Milstein sedang mempromosikan cara-cara memanfaatkan teknologi dunia maya untuk menghadapi BDS, yang ia sebut sebagai “ancaman eksistensi”, dan “perang melawan ‘Israel’ dengan cara non-militer.” Milstein khawatir karena sekitar 40 lembaga perguruan tinggi di AS telah menjatuhkan resolusi untuk memboikot penjajah Zionis. ‘Israel’ juga diboikot oleh sejumlah gereja, serikat pekerja, dan jumlahnya terus meningkat.
Surat kabar Zionis itu memberitakan bahwa salah satu dari tujuan sesi tersebut adalah “menciptakan ide-ide mengenai cara terbaik mengumpulkan informasi mengenai BDS –mengetahui siapa para pemimpin mereka dan apa yang mereka rencanakan– guna menggagalkan kampanye-kampanye mereka.”
Gilad Erdan sesumbar soal anggaran kementeriannya sebesar 100 juta shekel untuk memerangi BDS dan ia yakin jumlah anggaran akan terus naik. Amos Yadlin, Kepala Institut Studi Keamanan Nasional di Tel Aviv, juga menyatakan dan menggambarkan ‘delegitimasi’ sebagai titik lemah ‘Israel’. “Negara paling berbahaya di Timur Tengah adalah negara Facebook,” katanya.* (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha)
]]>